"feminim" dan "maskulim", puass??
Memberi tanggapan terhadap sesuatu terkadang memang menyenangkan. Tidak perlu yang berat-berat seperti kenaikan harga BBM dan sebagainya tapi mulai aja dari hal yang sifatnya kecil, seperti salah pengucapan yang kadang sering bikin tertawa atau malah bikin jengkel. Bukannya gue sok ngajarin atau apa deh. Tapi paling enggak kan kalo kita bicara di depan publik, sebaiknya kita sudah siap dengan apa yang mau kita ucapkan, prepare dikit lah…Setiap hari di televisi kita selalu disuguhi dengan informasi yang sebagian besar tentang selebriti dan gaya hidupnya yang cukup ‘bombastis’. Setelah menonton beberapa saat banyak sekali pengucapan yang dicampur aduk antara bahasa Indonesia-inggris. Eh tapi kalo yang ini gue juga sering kok.. wajarlah, kalo kita sulit mendapat kata padanannya. Tapi kalau sudah seperti ini, “feminin” diucapkan menjadi “feminim”, apa-apaan ini? Udah jelas-jelas ini berasal dari bahasa inggris, yaitu “feminine”. yang kalo diadaptasi ke bahasa Indonesia gak mungkin jadi “feminim”. Apakah pasangan kata “feminim” adalah “maskulim”? Enggak kan? Jadi harusnya “feminin” dan “maskulin”. Bukankah lebih baik begitu? Lalu yang gak kalah banyak adalah menyebut kata “sweater” dengan pengucapan “switer”. Apalagi ini?? Jelas-jelas kalo dilihat dari asal usul katanya, sweat=keringat. Jadi kan “sweater” itu pembuat keringat atau penghangat. Jadi dibacanya bukan “switer”, melainkan “sweter”! Yah tapi sudahlah, malah yang lebih parah saya pernah mendengar ucapan dari seorang Sarah Azhari di sebuah infotainment yang mengatakan dengan bahasa gado-gado yang mungkin anda bisa menilainya sendiri, apa sudah benar atau belum, “Emang, who do you think he are?” begitu katanya. -danang-
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home