Wednesday, January 24, 2007

Makan P.A.S.T.A aja!

Ketika ada seseorang yang agak membatasi perbuatanmu dan sedikit menuntutmu lebih, sebenarnya haruskah merasa terganggu atau sebenarnya itu bagian dari saran untuk memperbaiki diri? Hmm, sebenarnya tergantung maunya kita, apabila menurut kita tingkah laku dan apa yang ada di diri kita sudah baik dan kita merasa nyaman, ngapain juga peduliin apa yang orang lain bilang. Masalahnya ketika orang yang memberi masukan itu adalah orang yang menurut kita cukup penting, ya paling tidak untuk saat ini, akan beda tentunya. cukup capek mendengar perkataan “Nang, coba deh lo fitness, nang coba deh ini, itu…” hah bosan gue mendengarnya. Kalo menurut gue itu belom penting ngapain juga gue lakuin.(sebenernya penting sih kalo fitness, Cuma belom pengen aja dan ga ada duit juga, secara kemaren aja belom gue perpanjang lagi tuh membershipnya, dan emang ngaruh ya buat badan gue yang sudah cukup kurus ini, sangat kurus malah) Kalo emang menurut dia kehadiran gue juga penting buat dia, ngapain juga dia harus ngurusin hal-hal sepele seperti itu. Ga penting aja buat gue. Ya walaupun gue juga terkadang menuntut hal yang sama buat dia. “coba deh lo diet buat nurunin berat lo jadi 5 kilo lebih ringan.” Tapi itu juga hanya selingan kok, ga perlu dianggap serius.(ya itu si kalo yang ada diotak gue ya, gatau juga deh apa yang dia pikirin, mungkin dia serius dengan kata-katanya). Tuntutan dari orang terdekat itulah yang terkadang membuat kita merasa ada yang memperhatikan, sehingga apabila ada yang tidak sesuai menurut kita, mungkin bisa meminta pendapatnya. Ya jadi kan sama-sama untung. Ga perlulah dibawa stress sampai membuat kita minder sendiri. Tapi masalahanya adalah, hal-hal kecil itu pula merupakan biang keladi dari permasalahan-permasalahan besar. Ok sebut saja masalah makanan. Memilih restoran pun terkadang menjadi hal kecil yang dibesar-besarkan, ketika kita ingin makan makanan sunda sedangkan dia mau makanan sok kebarat2an alias P.A.S.T.A. itu bakal menjadi sebuah daftar perdebatan panjang, dan ujung2nya adalah GAK JADI MAKAN. Sengsara sendiri kan? Padahal untuk solusinya gampang banget, tinggal cari foodcourt aja. Nah, jadi jelaskan sebenarnya sumber dari permasalahan besar adalah hal-hal kecil. Jadi apa salahnya kita juga memulai dari hal-hal kecil juga untuk membuat sebuah perubahan besar. Dengan cara ya itu tadi ga usah mempermasalahkan masalah kecil. Kalo beda itu biasa, tinggal gimana cara kita mengeliminasi perbedaan itu menjadi sebuah persamaan, duh udah kaya matematika. Setuju?? -danang-