Tuesday, April 25, 2006

Bercerita tentang sesuatu memang menarik. Ketika kita merasa segala sesuatu yang kita hadapi adalah yang terberat. Ibaratnya dunia sudah terbolak-balik. Kita seperti orang yang tidak berdaya lagi menghadapi masalah kita sendiri, sehingga perlu bercerita dengan orang lain. Gitu kan? Tapi sebentar deh, apakah orang yang kita ceritakan benar-benar dengan tulus mendengarkan kita atau sebenarnya dia juga sedang berpikir dan menanggung beban yang tak kalah berat atau bahkan lebih berat dari yang kita alami. Kita kan gak tau. Kita berharap dia juga mau bercerita tentang masalahnya, tapi kenyataannya tak semudah itu. Mungkin masalah yang ada padanya adalah masalah yang memang tidak bisa diceritakan begitu saja. Masalah hidup dan mati mungkin, terus yang mesti kita syukurin adalah banyak orang-orang yang gak seberuntung kita bisa makan 3 kali sehari, masi pake acara ngemil segala, banyak yang ngemis-ngemis dijalanan cuma buat untuk bisa hidup hari itu. Coba deh masalah orang itu pasti lebih berat dari kita. Butuh pemikiran dari diri sendiri terlebih dahulu sebelum kita bercerita pada orang lain. Kalau kita bisa menyelesaikannya sendiri, mengapa harus berbagi pada orang lain. Kalo sekarang gue sedang mencoba untuk menghadapi setiap masalah yang ada pada diri gue dengan lebih nyantai, gak perlu dicurhatin ke semua orang, tapi kalo orang itu bertanya ya gue jawab. Gitu kan lebih enak. Karena gue gak mau menambah beban buat orang tersebut. Dengan bercerita masalah gue. Secara tidak langsung itu membuat dia berpikir dan merasa bahwa masalah kita adalah sudah menjadi masalah dia juga. Itu kalau teman yang kita ajak bicara adalah seseorang yang cukup dekat dengan kita. Tapi kalo gak dekat, ya paling cuma sambil lalu. Dia mendengar tapi gak ada solusi apa-apa. Jadi prinsip gue saat ini mari kita berbagi cerita pada diri sendiri saja terlebih dahulu sebelum kita bercerita ke orang lain dan melihat bahwa apa yang menjadi masalah kita tidak lebih berat daripada masalah yang ada pada orang lain. Dengan gitu aja Beban lo udah berkurang 1. -danang-

Thursday, April 06, 2006

2 ocha dingin, 1 Ramen, 1 salmon salad sushi, 1 tobikko

Siang itu sambil memilih CD kesukaan di sebuah record store, Dania menunggu sahabat lamanya yang hampir 3 tahun tak bersua. Hanphonenya pun berdering…

Matthew: “Dan, dimana?”
Dania: “oh gue di toko kaset depan hard rock...cepet kesini aja”

5 menit berselang, hingga dia pun datang.

Dania: “haha..hai pa kabar pak? Is any thing fine?”
Matthew: “fine..so what about u? I really miss you”
Dania: “ I’m fine and miss you too”
Matthew: “hei u look good with that stripes shirt, very mature and professional, I like it”
Dania: “thanks, Matt, elo berubah banget ya?”
Matthew: “hah, berubah gimana?”
Dania: “ya berubah aja dari yang gue liat terakhir, u look so fine today”
Matthew: “thanks anyway, so we’re going lunch?”
Dania: “ok, I’m quite hungry”

berjalan sambil bercerita tentang kisah hidup terakhir, tentang bisnis, hingga Dania yang belum selesai kuliah mengeluh

Dania: “iya ni Matt, gue gak lulus2 ya perasaan?”
Matthew: “ah gapapa lagi ga usah ngerasa gitu, kuliah kan harus dinikmati,gue justru ngiri sama elo kuliah lancar banget Dan, dan bisa nerusin S1, coba gue?”
Dania: “iya tapi kan gue harusnya selesai dalam 4 taun, tapi ampe sekarang masih aja belom, kalo elo si enak seorang businessman yang aktif dan mandiri”
Matthew: “iya ni ngomong-ngomong kita gak bisa lama2 ketemuannya nanti gue mesti ketemu orang jam 6”
Dania: “tuh kan, sibuk aja”
Matthew: “ah, enggak juga, tapi hari ni gue kan emang mau ketemu elo, makanya disempet2in, ini lebih penting lo buat gue”
Dania: “oh gitu ya? kalo penting batalin aja janji satunya lagi, hehe”

sesampainya di sebuah restoran jepang yang cukup naik daun akhir-akhir ini, mereka berdua memesan sejumlah menu: 2 ocha dingin, 1 Ramen, 1 salmon salad sushi, 1 tobikko. Dan pembicaraan pun berlanjut

Matthew: “so what about your love? c’mon u tell me lah”
Dania: “jomblo ni, tapi pencarian berlanjut terus kok, elo gimana? Masih with your girlfriend yg lebih tua itu?”
Matthew: “enggak Dan, udah putus ama dia, sekarang gue baru jadian lagi, ama anak gereja, she’s very nice girl”
Dania: “ohh, gitu ya? bagus dong membawa pengaruh baik untukmu, sedangkan gue kayaknya otak gue masih stuck dengan seseorang dari masa lalu. Walaupun saat ini gue lagi dekat dengan seseorang juga. Harusnya gak gitu sih, tapi lo tau kan gue sayang banget sama elo. We’re lovers covered by Best friend curtain”
Matthew: “ya I know that Dan, eh iya Dan, I’ve to tell u something, I don’t know it’s a happy news or sad news, next year I will marry her, maybe in mid year”
Dania: “Are u sure??”
Matthew: “Yes I’m sure”
Dania: “oh gitu yah, I’m happy for u, so what about us?”
Matthew: “Yes I know Dan, It’s hard for me & for u too”
Dania: “Terus disaat elo nanti udah married, apa bisa ya kita kaya gini lagi?”
Matthew: “gue gak tau juga kalo masalah itu, I hope so, I’m so comfortable with u”
Dania: “kalo kita masih sering ketemu, elo berbohong banget sama istri lo nantinya, dan gue gak mau jadi penyebabnya. Well, hal seperti itu juga ada di agenda gue, some day I will get married too, but right now, u know me, I’m just confuse with myself, I don’t wanna be like you. One side u look perfect to your couple, but in the other side u lie to her, I have to make my mind, to choose the suitable way for me”
Matthew: “iya gue tau Dan pilihan itu memang sulit, makanya gue perlu banget ketemu elo saat ini buat discuss dan mastiin aja ke elo bahwa gue juga sayang sama elo, itu aja, karena gue juga gak mau kehilangan elo”
Dania: “u love me but u do lie to me?”
Matthew: “gue gak pernah bohong sama elo tapi ini kan emang harus terjadi, nanti elo juga tau rasanya, ketika elo harus menikah, sooner or later, dan pikiran itu pun selalu muncul, kita kan memang gak bisa bersatu. Bukannya gitu? Gak akan pernah ada garis finish untuk kita”
Dania: “iya gue tau, but you’re still young, you’re only 25 next year, apa elo yakin udah siap? nikah itu gak cuma untuk setahun dua tahun loh”
Matthew: “iya mudah2an gue siap. Ini karena gue juga sayang sama my girlfriend”
Dania: “Oh my God, my pearls already drops…”
Matthew: “Dan, I’m really sorry, but I truly don’t want to make u sad, it’s the best way for us, I feel sad too cause I will lose u”

Dania menangis di bahu matthew, begitu juga Matthew yang tak bisa membohongi perasaannya. Bahwa dia juga menyayangi Dania.

Dania: “It’s Ok, I’m fine, I’ll support your planning for next year. So will u invite me?”
Matthew: “Of course I will invite u, you’re still my best friend dear, can we have a farewell for us? It’s a bachelor party. Maybe we’re going holiday to Bali by the end of this year. So how?”
Dania: “yeah that’s cool, ok, just two of us?”
Matthew: “Of course just two of us, we have to celebrate it”
Dania: “celebrate what? You’ll be a husband and I’ll be a broken heart person?”
Matthew: “of course not, I’ll still love u, and I believe that you’ll find someone better than me, because you’re so beautiful”
Dania: “but for me today is the end of what we’ve been through, Sorry, cause honestly only you can filled my life for the past 6 years, trust me!, and I think I have to wait for a long time to be with you dear”
Matthew: “Me too…I hate this kind of decision. Maybe I’m too selfish, but it has to. The story of life must be end with married, and then died. Isn’t it?”
Dania: “yeah, what can I say? The thing now is I want to see your girlfriend happy. And you can live your life without apology. That’s it”

A true memorable moment of Dania and Matthew (a reflection)
-danang-

Tentang Fisik

Ketika kita menganggap seseorang itu menarik, pasti pertama yang dilihat adalah fisik. Tidak mungkin tidak! Percaya deh. Gak mungkin kan tiba-tiba kita langsung bisa melihat kepribadian atau lebih muluk lagi, hatinya. Penampilan fisik entah itu wajahnya yang cantik atau ganteng, tubuhnya yang seksi atau atletis, dan masih banyak lagi. Nah, yang menjadi masalah adalah ketika kita menganggap orang tersebut menarik, sedangkan orang lain belum tentu. Karena semua itu sifatnya relatif. Tidak bisa digeneralisasikan. Apa yang menurut orang Asia cantik belum tentu sama dengan orang Afrika. Sehingga apabila kita membuat stereotype cantik atau ganteng sangatlah tidak objektif untuk diberlakukan. Semua itu bermula dari sisi kebudayaan dan lingkungan kita tinggal. Membicarakan masalah ini sepertinya tidak ada habisnya, saya selalu berdiskusi tentang masalah ini dengan sahabat saya di kampus, dan memang hal ini akan menjadi subjektif apabila hanya dilihat dari satu pihak. Hmm, agak malas memang membicarakannya lewat sisi ilmiah apalagi dengan mengaitkan paradigma yang digunakan untuk meneliti hal ini, apakah positivist, post positivist, constructivism, atau critical. Lebih baik kita berbicara masalah yang enteng saja. Gini deh, contoh mudahnya adalah makin berkembangnya produk pemutih kulit. Semuanya bergeser dari yang tadinya kulit perempuan yang menarik adalah kuning langsat, yang sangat beken pada saat itu akibat bombardir iklan Citra beauty lotion di tahun ’80-‘90an menjadi kulit putih berseri yang sedikit kemerahan pada bagian pipi di akhir ‘90an-sampai sekarang, akibat salah satunya lewat iklan Pond’s. Jadi sudah jelas kan faktor apa yang membuat kebudayaan itu bergeser. Iklan yang disampaikan lewat media adalah salah satu penyebabnya. Atau contoh iklan susu khusus pria yang saat ini seringkali ditayangkan di TV dengan tagline “kerempeng mana keren”. Oh my God! Begitu komentar saya tentang iklan ini saat pertamakali melihat. “gila gue banget, penting banget dibeli” haha..ini juga sebuah pergeseran budaya dimana sebelumnya jarang sekali yang mengekspos pria sebagai subjek, namun dengan kenyataan bahwa saat ini memang perlu untuk pria memperhatikan penampilannya. Apalagi dengan iming-iming mendapatkan perut sixpacks. Padahal kenyataannya tidak mungkin hal tersebut tercapai tanpa olahraga yang keras dan diet ketat.
Penonton mungkin tidak pernah tahu bagaimana para orang iklan dapat mengubah persepsi mereka tentang suatu produk atau tentang suatu pandangan. Dibutuhkan pemikiran yang cukup rumit untuk menyampaikan pesan yang tepat. Sedangkan mereka hanya dapat berpendapat iklan tersebut menarik, kalau produknya memang diperlukan maka mereka akan membelinya, jika tidak ya sudah, lupakan saja. Kalau iklan tersebut tidak berhasil ya, mau tidak mau produsen akan rugi, apalagi memasang iklan di TV tidaklah murah. Sekali tayang bisa mencapai 18 juta per 30”. Jadi bisa bayangkan kan bagaimana ruginya jika iklan yang dikeluarkan tidak disukai dan tidak menarik konsumen untuk membeli produknya. Jadi merupakan lingkaran setan yang tak ada habisnya bukan, antara mempengaruhi dan dipengaruhi, antara produsen dan konsumen, antara untung dan rugi, antara penting dan tidak penting. Jadi untuk menghentikan lingkaran setan tersebut, udah lah, gak perlu terpengaruh iklan, karena orang iklan itu pinter banget loh…masa ada iklan deterjen yang bilang ”berani kotor itu baik”, baik untuk syape? Baik untuk produsen dong banyak kotor maka banyak beli deterjennya..hehe..tuh kan kebayang gak sih pinternya copywriter yg bikin tuh tagline? Jadi cuma 1 aja kuncinya, jadi diri sendiri lebih penting, kalo orang lain ada yang gak suka ya udah masalah orang itu aja deh..gampangkan??..hidup udah sulit, gak perlu dibuat tambah sulit kan? haha.. -danang-